Film "Keluarga Cemara", Bagus Gak?
Kalau
mendengar judul “Keluarga Cemara”, maka yang terlintas di dalam pikiran saya
adalah sinetron pada tahun 90-an yang diperankan oleh Adi Kurdi dan Novia
Kolopaking. Kisahnya yaitu tentang keluarga sederhana, yang terdiri dari Abah,
Emak, Agil, Ara dan teh Euis, yang tinggal di desa. Suasana keluarga yang penuh
kehangatan, dengan ayah dan ibu yang sangat bijaksana. Jika ditanya tentang gambaran
keluarga tersebut, maka saya akan katakan kalau mereka adalah keluarga yang
sempurna. Penuh kehangatan, penuh kasih sayang, penuh canda tawa, pokoknya
sempurna.
Konflik di
dalam film ini lebih mendalam dan menyentuh perasaan. Kisahnya dimulai ketika ayah
dari Euis dan Ara, yang dipanggil Abah, mengalami kebangkrutan karena uangnya
dibawa oleh kakak iparnya sendiri. Namun, ketika bertemu dengan kakak ipar yang
membawa uangnya, reaksi yang ditunjukkan oleh Abah benar-benar di luar dugaan.
Abah marah?
Gak sama sekali. Bahkan Abah mampu dengan tenang bertanya, kenapa uangnya tidak
dikembalikan lagi ke perusahaan. Karena sebelumnya mereka pernah punya
perjanjian, sekecil apapun uang yang keluar, akan dikembalikan lagi ke
perusahaan. Mungkin dalam hal ini sang kakak ipar punya niat yang baik, agar
perusahaan maju, tapi karena keputusannya yang gegabah, Abah terpaksa
kehilangan rumah dan hartanya. Disini dapat terlihat, bahwa tidak semua masalah
dapat diselesaikan dengan amarah.
Abah
sekeluarga pun pindah ke desa, menempati rumah eyang Ara dan Euis. Apakah
setelah itu masalah selesai? Tidak sama sekali, karena masalah yang dihadapi
menjadi lebih rumit. Namun kesabaran terlihat jelas disana. Baik dari Emak, Ara
dan Euis. Dalam kondisi yang penuh tekanan begini, mereka saling mendukung,
bukan menyalahkan. Bahkan banyak pembelajaran baru buat anak-anaknya.
Sejujurnya,
saya memilih film ini, karena ada tulisan yang harus saya selesaikan, yang
berkaitan dengan keluarga. Namun, jalan ceritanya yang bagus dan banyaknya
makna dan pembelajaran di dalam film ini, membuat saya tertarik untuk membuat review-nya. Emangnya apa aja
pembelajarannya?
Pertama, di
saat kondisi bangkrut, tidak sedikit pun mereka menyerah, bahkan anak-anaknya
mampu mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Yaitu, ayahnya menjadi lebih
sering bersama mereka dan menghabiskan waktu bersama. Kesederhanaan menjadikan
mereka bersatu.
Kedua, di
saat kondisi ekonomi jatuh dan mendapatkan beban baru, tidak sedikit pun mereka
mengeluh. Seribu satu cara mereka lakukan untuk menghasilkan uang, selagi
halal. Hal ini memberikan pembelajaran buat orang lain. Seseorang yang tadinya
memiliki pekerjaan yang kurang baik, memilih untuk berubah.
Ketiga, Euis mendapatkan teman baru dan ia belajar
bagaimana mereka saling melindungi. Bukan saling menjatuhkan. Bahkan di saat
teman-temannya memungkinkan untuk melepaskan diri dari hukuman.
Keempat,
keluarga yang saling membantu dan memberikan dukungan, bukan saling
menyalahkan. Bahkan di saat kondisi yang
patut disalahkan sekalipun.
Selain dari
beberapa nilai yang saya sebutkan di atas, mungkin teman-teman akan menemukan nilai-nilai
yang lain dan lebih banyak lagi. Namun, dari makna yang tidak banyak ini, satu
pembelajaran terbaik yang saya dapatkan adalah jiwa besar adalah cara terbaik
menghadapi kebangkrutan.
Jika
ditanya, apakah ini termasuk genre “film keluarga”? Yap. Dari film ini, anak
dan orangtua dapat saling mengkoreksi dirinya masing-masing. Film ini juga
mampu menyuguhkan cerita dengan alur yang baik, karena tidak terlalu
bertele-tele dan dibuat-buat. Semuanya mengalir dengan apa adanya.
Bawa nostalgia..
ReplyDeleteiya, kak, sinetron lama banget.....hehehe
DeleteWahhh.. Cocok ya buat anak2..?
ReplyDeleteSaya akan ajukan proposal ke pak su, ajak anak-anak liat
iya, kak, sederhana filmnya, namun menyentuh....bagus untuk anak-anak dan orangtua
DeleteSaya baru tau kalo film ini pernah jadi sinetron tahun 90-an
ReplyDeleteiya, kak, pemainnya dulu beda....tapi yang sekarang bagus, sesuai zamannya......
DeletePengen nonton tapi belum ada waktu huhuhuhu :(
ReplyDeletemonggo....monggo....bagus, kak....
Deleteawalya sy fikir film ini diremake ulang. trnyata beda tapi beneran anak jaman niw kudu nonton beginian. bagus alurnya ya kak..to the point. berhubung sy gk suka.nonton bioskop.nunggu di ifllix aja dl hihi
ReplyDeletesaya mikirnya juga gitu, tapi abis nonton jadi kagum gitu....
DeleteKepengen nonton, tapi belum sempet
ReplyDeletemonggo, kak.....bagus filmnya
Deletesayangnya padahal mau nonton tapi paksu paling fak demen diajak ke bioskop.nungguin tayang di tv or YT aja deh 😆
ReplyDeleteIya, kak.....bisa jadi ide juga.....
Deletewaaah udah ada spoilernya
ReplyDeleteWaduh...maafkan.....gak sengaja....pdhl masih diputar. Karena euphorianya.....
DeleteSangat suka soundtracknya keluarga cemaraaaa!!!!
ReplyDeleteIya, bg, bagus soundtracknya
DeleteMessage filmnya bagus. Nice share kakak.
ReplyDeleteIya, hikmahnya aja diambil
DeleteKemarin Gacil ada kesempatan nobar Keluarga Cemara gratis kak. Tapi, sayangnya Gacil kerja. Huh, pengen tengok film yg diangkat dari sinetron 90'an
ReplyDeleteIya, gacil.....pasti lbh menyentuh.....
DeleteSaya belom nonton hiks,,, yg blm yok nonton.bareng yok
ReplyDeleteIya, kak.....nobar yuk.....
DeleteKemarin mau nonton iniii. Tapi keburu pulang kampung. Huhu :(
ReplyDeleteIya, kak.....mudah2n bisa dinikmati di layar kaca nantinya....
Deletepengen nonton.... :)
ReplyDeleteMari, kak.....bareng2 sama blogger sumut....
Deletenntn bareng anak2 bagus juga ya,,
ReplyDeletebagus, kak.....disarankan....hehehe
DeleteKayak rendezvous ke masa lalu ya kaka'
ReplyDeleteiya, jadi ketauan hidup remaja di tahun 90an.....hahaha.....
Delete