Maafkanlah.......

December 10, 2018
Wanita tua itu memandang putrinya. Seorang wanita yang baru memasuki masa akhir remajanya, di usia dua puluh tahun.
Tatapannya serius ke arah laptop di hadapannya. Sesekali tangannya memainkan jarinya diantara huruf-huruf yang ada pada keyboard. Buku yang berserakan menjadi ciri khasnya, ketika memgerjakan tugas.
Wanita tua itu berjalan ke arah saung yang terletak di belakang rumah. Bangunan yang dibangun dari kayu tersebut bersebelahan dengan kolam ikan yang dihiasi dengan bunga warna warni.
"Lagi buat tugas, Ra?" Wanita tua itu menggeser beberapa buku Tiara dan mengambil posisi di sebelah Tiara.
"Iya, bu. Dicicil aja, soalnya minggu depan ada kegiatan." Tiara menatap ke arah ibunya sejenak, kemudian beralih ke laptop kembali.
"Diana sudah lama gak kemari ya?" Ibunya berhati-hati dalam berbicara dengan putrinya.
Tiara langsung menegakkan kepalanya, menatap ke teras belakang rumahnya, yang ada di hadapannya. Kemudian tersenyum dan menatap ke arah ibunya. Tidak ada kata terucap.
"Kamu mau cerita?" Ibunya mengelus pelan punggung putrinya.
"Gak ada apa-apa kok, bu. Mungkin Diana sibuk aja." Tiara kembali menatap laptopnya.
"Bener, Ra?" Kali ini ibunya menghadapkan badannya ke arah putrinya. Kakinya dinaikkan ke atas saung.
Tiara menarik nafasnya panjang. Posisi Tiara berubah. Kini menghadap ke arah ibunya. Kemudian cerita mengalir dari bibir mungilnya. Ibunya mendengarkan, tanpa menyela.
Ibunya tersenyum mendengar kisah putrinya. Tidak ada reaksi apapun hingga kisahnya berakhir.
"Maafkan dia, Ra." Ibunya mengelus lembut tangan putrinya. "Ini pasti hanya salah paham. Ibu yakin. Diana dan kamu sudah melewati banyak hal bersama. Maafkan dia ya, nak."
Tiara terdiam. Masih ada yang mengganggu hatinya.
"Setiap manusia pasti pernah salah. Tugas kita hanya memaafkan. Jangan biarkan ego yang berkuasa. Diana mungkin tidak sengaja menyakiti kamu." Wanita tua itu menggenggam erat tangan putrinya.
Tiara tersenyum memandang ibunya. Jauh di dalam hatinya terucap janji untuk mengobrolkan semuanya dengan Diana.
"Ibu masuk dulu. Tuntaskan yang menjadi kewajibanmu." Ibunya turun dan berlalu dari hadapan Tiara.
*inspirasi dari obrolan dengan teman

No comments:

Powered by Blogger.