Yakin Mau Terpuruk?

December 11, 2018
"Aku kagum sama mereka. Bisa membangun usahanya sampai maju." Riri menatap layar televisi yang berada di hadapannya. Suasana kafe yang lumayan ramai tidak memecahkan konsentrasinya dari acara televisi yang sedang berlangsung.
"Kamu kan bisa juga." Tia berusaha membesarkan hati sahabatnya.
"Aku trauma, Ti." Riri menundukkan kepalanya dan menarik nafas panjang. Tangannya mengaduk-aduk minuman coklat dingin di hadapannya.
"Karena penipuan kemarin ya?"
"Iya. Takut ah rugi lagi. Apalagi kemarin ruginya banyak."
"Iya sih, pasti menyisakan ketakutan. Ketakutan semuanya akan terulang lagi ya?" Tia menyeruput jus yang ada di hadapannya. "Kamu ingat kang Dewa Eka Prayoga?"
"Iya, pembicara seminar kemarin kan? Kita kan hadir, Ti." Mata Riri berbinar menatap Tia.
"Iya.....kamu masih ingat kisahnya?" Tia menatap lembut sahabatnya.
"Iya. Hebat ya dia. Hutangnya menggunung, belum lagi sakit yang dideritanya langka. Tapi semuanya mampu dilewatinya dengan baik." Riri menceritakannya dengan menggebu-gebu. "Kang Dewa sih mampu bangkit, tapi kan....." Nada suara Riri melemah.
"Dia mampu bangkit dan menghadapi semuanya. Kang Dewa begitu gigih, tak kenal menyerah sampai sukses. Semua masalah membuatnya semakin kuat." Tia menggenggam tangan sahabatnya. "Kamu pasti bisa. Jadikan apa yang kami alami menjadi bahan pembelajaran. Insyaallah akan menemukam jalannya, Ri. Ayuklah, kamu bisa."
Riri tersenyum. Sahabatnya selalu tahu bagaimana cara membesarkan hatinya.
Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras dan kegigihan.

No comments:

Powered by Blogger.