Reframing......
Beberapa
hari lalu, saya membaca tulisan teman saya tentang sakit hati. Sakit hati
disini bukan karena patah hati ya, tapi sakit hati karena diremehkan, direndahkan,
dianggap tidak mampu dan banyak hal lainnya. Saya sepakat kalau setiap kita
diremehkan, direndahkan atau apapun namanya, pasti akan menyebabkan perasaan
yang tidak nyaman, terluka dan perasaan negatif lainnya.
Beberapa
hari yang lalu, saya bertemu dengan seorang sahabat yang baru saja pulang
“belajar” dari Jakarta. Saya menyebutnya belajar, karena dia me-recharge kembali ilmunya. Hal yang
paling disukai ketika bertemu dengan sahabat yang satu ini yaitu dia tidak
pernah segan membagi ilmu yang didapatkannya, baik itu ilmu kehidupan yang
didapat dari proses belajarnya atau ilmu yang diajarkan di kelas. Segala macam
hal kami obrolin. Mulai dari strong why,
goal, dan banyak ilmu yang
disampaikannya kepada saya. Menarik sekali. Sampailah kepada topik pembicaraan
mengenai reframing. Yaitu melihat
sesuatu dari sudut pandang yang lain tanpa mengubah kejadian. Hal ini berguna agar pandangan kita
tetap positif dan belajar untuk tidak menghakimi seseorang.
Pandangan
positif? Yap, ini mudah diucapkan, namun tantangannya cukup tinggi untuk
dilakukan.
Lalu, reframing itu bagaimana?
Misalnya,
ketika ada orang yang menganggap kegiatan kita hanya tidur seharian, karena
sedang berada di dalam kamar. Padahal, kalau orang tersebut mau membuka sedikit
pintu kamar, mungkin akan melihat kita sedang berada di depan laptop atau
melakukan hal-hal lainnya.
Marah?
Kecewa? Sedih? Sebelum terhanyut dengan perasaan itu, ada baiknya kita
mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, “Untuk apa? Karena dianggap malas?
Lalu, gunanya apa?” Itu pertanyaan yang kemarin diajukan sahabat saya pada saat
kami diskusi. Diskusi ketika ada pendapat orang yang tidak menyenangkan di
hati, sikap kita apa? Negatif? Atau positif?
Positif?
Bagaimana bisa? Kan sakit? Reframing?
Gimana caranya?
Contohnya,
wajar saja dia menganggap kita seharian tidur, karena kamarnya berfungsi
sebagai tempat tidur saja. Mungkin akan sulit masuk ke akalnya kalau kamar bisa
jadi ruang kerja, misalnya menempelkan price tag, membuat prakarya, membuat
tulisan, mengerjakan thesis, bahkan saya bisa membuat kotak kado di kamar.
Reaksi kita
akan menentukan bagaimana perilaku selanjutnya. Jika, perasaan negatif justru
akan melemahkan, lalu akan menjadi apa? Karena semuanya hanya akan membuat kita
semakin terpuruk dan merasa tidak mampu. Akan berbeda jika perasaan tersebut
dijadikan sesuatu hal yang positif, misalnya tulisan, sehingga tulisan kita
akan ada nyawanya. Ini akan menjadi hal yang baik, karena kita mengubah
perasaan negatif menjadi hal yang positif, perasaan yang akan membuat kita
semakin berdaya.
Dalam buku Productivity Hack-nya mas Dharmawan Aji
dinyatakan bahwa kita tidak akan bisa mengontrol hal di luar diri kita. Yang
bisa kita kontrol adalah sikap kita terhadap kejadian itu. Kalau dalam
pelajarannya mas Syamsul Hatta yang saya ikuti, pikiran kita yang akan
menentukan perasaan kita dan perasaan ini lah yang akan membentuk perilaku.
Jadi, kalau kita berpikir tentang hal negatif, maka yang kita rasakan juga
negatif, sehingga perilaku kita juga menjadi kurang tepat.
Mungkin ini
hanya contoh kecil dari sekian banyak hal yang terjadi di lingkungan. Tapi,
yakinlah untuk tetap melatih diri untuk tetap berpikir positif, agar hasilnya
juga baik. Reframing yang dijelaskan disini sengaja dibuat hal yang sederhana,
karena saya hanya ingin menunjukkan pola dari reframing itu.
begitulah manusia, sukanya judging padahal tak tahu apa-apa. menyebalkan. *numpang curhat haha. salam kenal ya
ReplyDeletehahaha.....kita emang sulit mengontrol mereka....
ReplyDeleteThis device can analyze a customer’s enjoying in} performance in an try to curb any dangerous habits or enjoying in} kinds. Using this device, our clients can obtain insights and analyses about their gaming behavior, distinctive to them and nobody else. If a buyer's conduct is potentially dangerous or dangerous, we will to} modify 1xbet korean our choices and communications to that buyer.
ReplyDelete