Introvert? Salah ya?

December 15, 2018
Ada hal yang menarik perhatian ketika membuka tulisan saya. Diantaranya yaitu tulisan saya mengenai introvert, yang saya beri judul “Hinakah Menjadi Seorang Introvert?”. Ada hal yang menarik di dalamnya. Bagaimana seorang introvert mampu bahagia di dalam kesendiriannya, berusaha membagi kisahnya walaupun hatinya tidak ingin, dan berusaha bertenaga diantara keramaian walaupun sebenarnya jauh lebih bertenaga pada saat sendiri.

Beberapa orang mungkin masih menganggap introvert ini “aneh”. Mereka mungkin tidak seperti orang pada umumnya. Ketika setiap orang dapat cerita tanpa peduli akan pandangan orang lain, lah kenapa dia hanya diam? Ketika semuanya terlihat sangat happy diantara teman-temannya, lalu kenapa dia terlihat biasa aja? Dan banyak hal lain yang tidak dapat diungkapkan, namun terlihat “aneh” di mata orang lain.

Namun, ada hal yang menarik perhatian saya ketika melihat channel Pagar Kehidupan yang membahas tentang ini. Karena ini semua sesuai dengan apa yang dikatakan oleh mas Syamsul Hatta, pakar NLP, di kolom komentar tulisan saya. Beliau berkata bahwa tidak ada yang salah dengan introvert atau ekstrovert, yang jadi masalah cara kita memandangnya, yang kemudian akan mempengaruhi sikap kita.

Keduanya sepakat bahwa percaya diri menjadi kunci atas sikap kita. Hal ini juga sesuai dengan apa yang diurai oleh Deddy Susanto, pakar Pengembangan Jiwa, mengenai introvert. Introvert dan luka bathin yang belum sembuh itu beda banget. Bedanya dimana? Kita akan lanjut di berikutnya ya…..

5 comments:

  1. thank u......akan ada lanjutannya....semoga tetap bisa dinikmati....

    ReplyDelete
  2. Saya setuju pada di awal tulisan ini, Introvert bisa saja terlihat bertenaga di keramaian walau sebenarnya akan jauh lebih bertenaga saat ia sendiri.

    Pada dasarnya Introvert dan Extrovert hanyalah pembeda bagaimana seseorang dalam mengambil energi. Seorang yang Introvert bisa saja memiliki kepribadian yang luwes, komunikatif dan terlihat seperti 'party animal'; namun ketika ia membutuhkan energi atau 'me-recharge' dirinya, ia butuh sendiri. Begitupun dengan extrovert, bisa saja ia tampak penyendiri, namun sebenarnya dia mengumpulkan energi dan semangatnya dengan bersosialisasi dan bertemu orang banyak :) menurut saya hal ini bukan sesuatu yang bisa disalah-benarkan, karena setiap orang memiliki cara untuk hidup dan karakter masing-masing.

    Nice share mba, ditunggu tulisan selanjutnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasiiii, saya juga sepakat banget bahwa tidak ada yang lebih baik antara introvert atau extrovert. Keduanya baik, tidak ada yang salah.....

      Delete

Powered by Blogger.